Senin, 26 Oktober 2009

Ketua Umum

KARAKTERISTIK GENERASI RABBANI

Peradaban dunia pada dasarnya mempunyai siklus perubahan yang terstruktur dan berkelanjutan. Dalam perjalanannya tentu mengalami fase-fase tertentu yang mewakili zamannya. Hal ini tidak lepas dari objek peradaban yaitu generasi-generasi yang mampu mengukir dan menggoreskan tinta emas sejarah kehidupan manusia.

Dewasa ini kita melihat generasi penerus peradaban yang tentu saja para pemuda (sabab) menjadi motor penggerak utamanya mengalami degradasi moral. realita yang ada para pemuda saat ini menjadi sasaran empuk bagi orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu. Pemuda saat ini menjadi objek segala tindak tanduk kejahatan. Sehingga mereka lemah baik secara fikriah,rohaniah maupun jasadiah. Mereka diserang habis-habisan dan bertubi-tubi dengan tujuan untuk merusak generasi penerus bangsa.

Apakah generasi seperti ini yang akan kita banggakan ??? tentu tidak.

Saat ini kita membutuhkan generasi rabbani yang mampu mengemban amanah ini. Mereka mempunyai sifat sungguh-sungguh (jiddiah) dalam melaksanakan segala sesuatu. Adapun pengertian sungguh-sungguh dalam persfektif islam adalah sebagai berikut :

1. Cepat dalam merespon tugas (syariat)

Ketika zaman rasallullah SAW dan para sahabat mereka telah mencontohkan kepada kita tentang makna dan hakikat sebuah ketaatan kepada allah SWT dengan didasari pemahaman (al-fahmu)yang benar terhadap islam ini secara menyeluruh (sumul). Kita bisa membaca siroh bagaimana ketaatan para sahabat ketika mengamalkan sebuah ayat Al-quran yang ketika itu baru saja diturunkan kepada rasul. Ayat tersebut berisi tentang pengharaman khomar bagi manusia. Pada saat itu sebagian sahabat ada yang sedang meminumnya dan sebagian lagi ada yang sudah mulai hilang kendalinya. khomar pada saat itu merupakan minuman yang diminum secara turun-temurun oleh bangsa arab. Namun ketika mendengar ayat ini maka merekapun spontan segera membuang botol serta tong-tong penyimpanan minuman khomar tersebut. Ada juga ketika itu sahabat yang didalam mulutnya masih berisi khomar namun dia langsung segera memuntahkannya tanpa berfikir lagi. Inilah sebuah ketaatan yang sangat luar biasa yang telah dicontohkan para sahabat. Karena ketaatan adalah mutlak.

Dari kisah diatas mari kita intropeksi diri kita sudahkan selama ini kita taat terhadap syariat allah SWT. Sudahkah benar pemahaman kita terhadap ketaatan tersebut ? saya yakin jawabannya tidak.dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai pelangaran-pelanggaran tersebut. Contohnya pelanggaran rambu-rambu lalulintas. Suatu ketika saya berhenti di lampu merah yang ada di suatu tempat, padahal lampu merah sedang menyala yang menandakan kita harus berhenti, namun alangkah terkejutnya saya ketika itu banyak dari kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak menghiraukan lampu merah tersebut hanya sebagian kecil saja yang menghiraukannya padahal disitu ada polisi lalulintas yang sedang berjaga.sehinnga hal ini mengakibatkankan kemacetan dijalan raya.sedangkan ada petugas saja peraturan lalulintas masih dilanggar juga apalagi tidak ada yang menjaga. ini contoh kecil dari sekian banyak pelanggaran yang terjadi dimasarakat. Saya ingin menngambil sebuah analogi ketika kita disuruh untuk melaksanakan solat,puasa,zakat dan yang lain masih ada diantara kita yang bertanya “mengapa dan kenapa” bahkan ada yang menentang atau enggan melaksanakannya. hal ini menunjukkan bahwa kita tidak mengerti makna ketaatan. Karena ketaatan yang sebenarnya adalah ketika perintah itu berasal dari allah SWT maka kita wajib melaksanakan tanpa bertanya lagi. Tanpa menghiraukan apa perintahnya tetapi yang kita lihat adalah siapa yang memerintahnya. Kami dengar dan kami taati (wa samikna wa atokna)

2. Gigih (kegigihan)

Kita mungkin sudah mengenal sosok seorang wanita yang satu ini, beliau adalah Asma binti abu bakar seorang wanita muslimah yang terkenal dengan kegigihannya. Beliau adalah orang yang mengantarkan makanan kepada rasulullah di tempat persembunyian r disebuah goa. Goa tersebut sangat tinggi dan curam. Ketika itu beliau dalam keadaan mengandung. Bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya menaiki tempat yang sangat tinggi dan curam ditambah lagi seorang wanita yang sedang mengandung yang melakukannya. Hal ini bukan sekali dilakukannya tetapi berkali kali. Ini adalah kegigihan yang begitu luar biasa. Seandainya beliau tidak gigih maka beliau tidak akan pernah sampai ketujuannya. Tapi kerena kegigihannya itulah yang mengantarkannya sampai ketempat tujuan walawpun dengan segala kelemahan dan keterbatsannya. beliau mendapat gelar dari rasulullah wanita yang memiliki dua ikat pinggang. Nilai yang bisa kita ambil dari kisah diatas adalah bagaimana kita melihat sebuah permasalahan secara komprehensif. Sehingga kegigihan itu muncul sebagai salah satu pilar kekuatan/sifat yang ada pada diri kita.

3. Tahan Uji

Segala sesuatu yang allah ciptakan pasti ada manfaatnya,tanpa terkecuali manusia. Namun setiap manusia punya kedudukan yang berbeda-beda dihadapan allah SWT. Posisi tersebut ditentukan oleh factor ketaqwaan. Untuk mencapai predikat ini tentu tidaklah segampang yang kita bayangkan. Allah akan memberikan ujian-ujian tertentu kepada hambanya. Barang siapa yang lulus dari ujian tersebut maka barulah berhak menyandang gelar orang-orang yang bertaqwa. Saat ini manusia sering terjerumus dengan yang namanya “harto,tahto dan wanito”.

Kita bisa mencontoh rasullulah bagaimana ketika beliau diuji oleh allah SWTyaitu ketika orang Qurais menawarkannya dengan hal-hal yang berbau kenikmatan duniawi dengan syarat beliau harus berhenti berdakwah namun dengan tegas beliau menolaknya. Beliau mengatakan seandainya bulan ditangan kiriku dan matahari ditangan kananku niscaya aku tidak akan berhenti berdakwah sampai islam ini sampai keseluruh penjuru dunia atau aku syahid didalamnya. Sebuah ungkapan yang menunjukkan keimanan yang sangat dalam dari rasulullah SAW. Mudah-mudahan allah menguatkan kita dalam menjalani ujia-ujian hidup ini.

4. Mengerahkan semua potensi yang ada (fokus)

Allah menciptakan kita dengan segala kelebihan dan kekurangan. Namun hendaknya kelebihan (potensi) yang dimiliki kita maksimalkan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada orang lain serta lingkungan sekitar kita. Semua potensi yang allah SWT berikan hendaknya kita gunakan untuk hal-hal yang positif agar potensi tersebut menjadi lebih bernilai dimata allah SWT

Serta ridho allah senantiasa bias kita raih. Untuk mencapai itu semua kita harus focus. Kerena focus adalah kunci keberhasilan.

5. Mengatasi Rintangan (tidak mundur kebelakang)

Hidup ini mempunyai segala dinamikanya. Salah satu yang pasti kita hadapi adalah sebuah rintangan baik kecil maupun besar. Oleh karena itu kita dituntut untuk mempunyai cara atau trik-trik tertentu untuk menyelesaikannya. Hanya orang –orang pengecut yang takut untuk menghadapi masalah. Ketika kita takut maka kita akan mundur/lari dari masalah tersebut. Hal ini sesungguhnya bukan menyelesaikan masalah tetapi justru menambah masalah baru. Kita dilahirkan sebagai seorang pemenang bukan menjadi seorang pecundang. Takutlah hanya kepada allah SWT.

Ivan Irifandi

Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Komisariat At-Thursina UR





 
© free template by Blogspot tutorial