Rabu, 18 Juni 2008

SIFAT-SIFAT AKTIVIS DA’WAH (4)

4. semangat dalam menggapai cita-cita
Jika ada yang memahami misi gerakan ini hanya sekedar pemberian jaminan kehidupan yang tentram sementara tidak ada dalam dirinya tanggung jawab untuk menyebarkannya, maka pada hakikatnya pemahaman tersebut tidak akan memberikan kontribusi positif dalam gerakan da’wah ini, ibaratnya tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.
Sesungguhnya kewajiban kita semua adalah memiliki hati yang bergelora dan menyala yang bisa disumbangkan demi kemaslahatan da’wah. Paling tidak harus ada dalam diri kita jiwa semangat memajukan da’wah ini. Jika anak anda sakit, maka jangan dibiarkan begitu saja, tapi bawalah ia ke dokter. Saat anda tidak menemui solusi akan kebejatan moral anak anda dan membuat kekhawatiran yang mendalam sehingga mendorong anda untuk berusaha dan bekerja keras untuk memperbaikinya, maka lakukanlah sesegera mungkin.

Kita harus memiliki perasaan yang jujur dalam setiap keadaan guna mencapai misi ini, bersikap tenang, ikhlas dan bersih dari keinginan duniawi, dan selalu berkeinginan untuk meningkatkan kesungguhan, sehingga urusan pribadi dan keluarga dinomor duakan, bahkan tidak menolehnya kecuali dengan sikap pasif. Kita tidak melakukan usaha untuk urusan pribadi saja kecuali hanya sedikit waktu atau tenaga yang dialokasikan, sehingga pekerjaan yang kita lakukan tidak hanya tertuju pada kesenangan hidup duniawi saja. Perasaan ini jika tidak bersumber dari lubuk hati yang murni, dan diiringi dengan ruh dan jiwa bergelora, maka akan sulit memberikan kewibawaan terhadap perkataan yang kita ucapkan. Apakah kalian tidak melihat, mayoritas manusia yang mendukung dan memberikan motivasi melalui opini yang mereka sampaikan, namun sedikit diantara mereka yang mau berpartisipasi dalam gerakan ini dan berkorban dengan harta dan jiwa mereka.
Kalau saja pada tiap diri kita memiliki pemikiran yang demikian, dan berusaha mengevaluasi apakah kita termasuk anggota jamaah ini dalam bentuk ideologi saja atau secara keseluruhan, atau ada dalam jiwa ini keinginan yang bergelora untuk merealisasikan misi da’wah dan berusaha semampunya membentuk perasaan ini dalam jiwa walaupun tidak memiliki hubungan yang erat dengan da’wah? padahal sejatinya, jika hati manusia memiliki ikatan yang erat dengan misi da’wah, maka ia mesti membutuhkan motivasi dan mobilisasi dari pihak lain, karena merupakan hal yang mustahil, adanya kekuatan di pusat namun dicabangnya ada kelemahan dan kelalaian dalam tugas menyebarkan da’wah sehingga penyakit incapabiliti dan paralizati terjangkit, hanya bisa memberikan solusi dengan memindahkan sebagian anggotanya dari suatu tempat ketempat lainnya atau menonaktifkannya dari da’wah.
Jika ada diantara kalian anaknya sakit, janganlah kalian serahkan hidup dan mati anak itu kepada orang lain, jangan anda tinggalkan begitu saja dengan alasan tidak ada yang mampu menyembuhkannya, tidak ada yang memberikannya obat atau tidak ada dokter. Jika kalian tidak menemukan orang yang mampu menngobatinya maka hendaknya kalian melakukannya sendiri, karena anda lebih berhak daripada orang lain. Tidak mustahil ada orang yang memiliki perhatian terhadap anak orang lain dan berusaha ingin mencampuri urusannya, namun sangat tidak mungkin ada orang yang tega menutup matanya terhadap urusan anaknya sendiri dan tidak mau berusaha mengobati anaknya jika jatuh sakit.
Demikian juga hubungan kalian dengan da’wah ini yang bersumber dari lubuk hati kalian, bagaimana mungkin kalian rela acuh terhadap da’wah ini, sibuk dengan urusan lain, sebagaimana tidak mungkin jika kalian hanya bersantai dan duduk-duduk dirumah, sibuk dengan pekerjaan pribadi, dengan alasan tidak ada yang membantu dalam meningkatkan ruhiyah atau menegurnya jika melakukan kesalahan. Jika hal ini tidak menunjukkan sesuatu pada diri kalian kecuali karena lemahnya hubungan diri kalian dengan Allah dan kurangnya semangat berkorban untuk meninggikan kalimat Allah dimuka bumi.
Jika saja hubungan kalian dengan Allah sangat kuat, maka tentu kalian akan melupakan diri kalian sendiri, tidak akan takut terhadap kematian dan kehidupan yang penuh hambatan. Maka perkenankan kepada saya mengatakan sesuatu ; jika kalian melangkahkan kaki dalam da’wah ini dengan hati yang dingin, maka pasti kalian akan menemui kegagalan yang dahsyat, kegagalan yang tidak akan memancarkan keberanian para generasi selanjutnya untuk bergelut dalam gerakan da’wah hingga masa yang panjang. Hendaknya kalian memperlihatkan ketegaran hati dan akhlak terpuji sebelum memikirkan langkah berikutnya yang begitu besar, menyiapkan diri dengan keberanian dan kegigihan serta siap menghadapi bahaya yang siap menghadang dalam berjihad dijalan Allah SWT.
5. berkesinambungan dan teratur
Hendaknya kaian membiasakan diri dalam melakukan kegiatan yang berkesinambungan dan teratur. Sungguh umat Islam sebelum kalian telah mengaplikasikan hal itu, dengan melakukan perbuatan yang mudah dan tidak melangkah kecuali jelas maksud dan tujuannya. Walaupun pekerjaan yang mereka lakukan sebelumnya termasuk sia-sia seperti debu yang berterbangan. Hendaknya kalian merubah kebiasaan kalian dan melatih diri kalian dengan pekerjaan yang tetap, memiliki prospek dan hasil dalam jangka panjang dengan teratur dan rapi. Karena setiap perbuatan walaupun nilainya rendah dalam pandangan kalian namun memiliki nilai yang strategis, hendaknya kalian melakukannya dengan itqan (propesional dan proporsional) tanpa menunggu hasil dengan tergesa-gesa, tanpa mengharapkan pujian dan ucapan terimakasih dari orang lain atas kerja keras kalian.
Karena medan jihad tidak hanya satu periode dan setiap prajurit dalam berperang tidak semuanya maju kebarisan depan, namun dalam bahasa jihad perang hanya sekali dan karenanya membutuhkan persiapan yang matang dan waktu yang panjang, jika ada beberapa ribu pasukan sedang berperang menghadapi musuh dibarisan terdepan, maka harus ada barisan dibalakang sepuluh ribu pasukan lain yang berdiri dan sibuk menyiapkan kebutuhan perang, walaupun pada kenyataanya nilai tidak sebanding dengan orang yang terjun langsung dalam perang.
Semoga kita semua menjadi aktivis dakwah yang mau memiliki sifat-sifat tersebut diatas sehingga mampu mengemban amanah dakwah secara maksimal dan mampu melakukan perbaikan di tengah masyarakat yang sedang dilanda sakit.
Allahu Akbar Walillahilhamdu…


1 comments:

faisol mengatakan...

terima kasih sharing info/ilmunya...
selamat Berpuasa... semoga segala ibadah kita diterima oleh Allah SWT, amin...

saya membuat tulisan tentang "Bagaimana Menjadi Khatib Efektif?"
silakan berkunjung ke:

http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/08/bagaimana-menjadi-khatib-efektif-1-of-2.html

tulisan ini ttg : teknik berpidato/retorika/khithabah & dakwah (bukan sekadar berkata-kata)...

semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...

salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/

 
© free template by Blogspot tutorial